Suara Sahabat, Serang - Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Pamulang (Unpam) Serang kembali menggelar diskusi strategis bertajuk kajian "PMII Lokal di Banten".
Kegiatan ini menjadi bagian dari Rencana Tindak Lanjut (RTL) kedua pasca Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) Perdana PMII Unpam Serang. Diskusi berlangsung di Sekretariat PMII Unpam Serang, Perumahan Persada Banten, Kota Serang, Minggu, 14 Desember 2025.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman kader terhadap sejarah dan arah gerak PMII di tingkat lokal. Panitia menghadirkan Sahabat Taufik Hidayat, IKA PMII UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, sebagai pemateri utama. Ia dikenal sebagai salah satu kader yang aktif mendokumentasikan sejarah gerakan PMII di Banten.
Ketua Pelaksana RTL ke-2 MAPABA PMII Unpam Serang, Aditya Ramdani, menegaskan pentingnya kajian PMII lokal bagi kader muda.
Menurutnya, pemahaman sejarah menjadi fondasi utama untuk menumbuhkan sense of belonging atau rasa memiliki terhadap organisasi.
“Materi PMII Lokal di Banten ini penting agar kader pasca MAPABA memahami arah gerak PMII dan tidak berjalan tanpa pijakan,” ujar Aditya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada panitia yang telah meluangkan waktu dan tenaga demi terselenggaranya kegiatan tersebut. Aditya berharap forum ini mampu menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan ideologis bagi anggota PMII Unpam Serang.
Sementara itu, Ketua Forum Pergerakan Mahasiswa Pertama (Permata) PMII Unpam Serang, Halalan Toyyiba, menyebut RTL kedua ini sebagai kelanjutan dari proses kaderisasi yang berkesinambungan. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya PMII Unpam Serang telah melaksanakan RTL pertama berupa ziarah ke situs sejarah di Banten.
"Hari ini kita lanjutkan dengan kajian PMII lokal. Kita akan mendengarkan materi dari Kak Taufik. Saya harap sahabat-sahabat bisa menyimak dengan baik,” katanya.
Halalan menambahkan, kegiatan ini tidak hanya bertujuan menambah wawasan, tetapi juga mempererat silaturahmi antar kader. Ia mendorong seluruh peserta untuk tetap aktif, solid, dan konsisten dalam ikhtiar pergerakan mahasiswa.
Sementara itu, Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) PMII Unpam Serang, Suci Nurhalizah, mengajak seluruh peserta memanfaatkan forum diskusi secara aktif.
Ia berharap kajian tidak berhenti pada mendengarkan materi, tetapi berkembang menjadi dialog yang hidup.
“Semoga sahabat-sahabat tidak hanya menjadi pendengar, tapi juga terlibat dalam diskusi untuk menghidupkan forum,” ujarnya.
Kendati demikian, Ketua Komisariat PMII Unpam Serang, Muhammad Abdullah, menekankan bahwa pemahaman terhadap sejarah lokal PMII menjadi kunci kesatuan gerak organisasi.
Ia mengingatkan bahwa lemahnya pemahaman sejarah sering membuat kader berjalan tanpa arah yang sama.
"Banyak kader tidak satu frekuensi karena tidak mengkaji sejarah berdirinya PMII dan produk hukum AD/ART organisasi,” kata Abdullah.
Ia memaparkan sejarah awal PMII yang berdiri pada 1960 dan mulai berkembang di berbagai daerah, termasuk Banten. Berdasarkan catatan sejarah, PMII pertama kali hadir di Kota Serang setelah Kongres PMII kedua pada 1963. Bahkan, pada awal 1960-an, PMII telah memiliki 13 cabang, termasuk di Serang, Banten.
Menurut Abdullah, sejarah ini penting diketahui agar kader memahami bahwa PMII tidak berdiri secara instan.
“Kader harus mengenal autobiografi organisasi. Dari mana PMII berasal, bagaimana prosesnya, dan mengapa nilai-nilai itu harus dijaga,” ujarnya.
Melalui kajian PMII Lokal di Banten, PMII Unpam Serang berharap kader mampu mengambil pelajaran dan menyebarkannya kembali di lingkungan kampus maupun masyarakat. Diskusi ini diharapkan menjadi langkah konkret membangun kader yang sadar sejarah, kuat ideologi, dan solid dalam pergerakan.***