Pusat Moderasi Beragama UIN Banten Soroti Faktor Penghambat Toleransi Sosial

Pusat Moderasi Beragama UIN Banten Soroti Faktor Penghambat Toleransi Sosial

Sumber: https://www.erakini.id/daerah/era-JZoAU/pusat-moderasi-beragama-uin-banten-soroti-faktor-penghambat-toleransi-sosial (UIN Banten)

Suara Sahabat, Kota Serang - Pusat Moderasi Beragama Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten menyoroti sejumlah persoalan yang dinilai masih menghambat tumbuhnya toleransi sosial di masyarakat. Salah satu isu yang mengemuka adalah perizinan rumah ibadah untuk umat non-Muslim.

Dilansir dari Erakini.id, Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Banten, Salim Rosyadi, mengatakan persoalan tersebut terlihat dari pengalaman perwakilan HKBP Serang yang sempat menghadapi kendala perizinan rumah ibadah. Dosen pada Program Studi Ilmu Hadist ini menilai kasus tersebut menjadi contoh nyata bahwa tantangan toleransi beragama masih terjadi di tingkat lokal.

Selain itu, Salim juga menyinggung kondisi pemahaman moderasi beragama di lingkungan kampus. Berdasarkan analisis internal, potensi perilaku ekstrem mahasiswa dinilai masih cukup tinggi.

“Kesadaran moderasi beragama masih minim. Bahkan, sikap ekstrem masih cukup tinggi. Mahasiswa perlu menawarkan perspektif tandingan. Moderasi jangan hanya dilihat sebagai program, tetapi dipahami di tingkat akar rumput,” ujar Salim dalam sebuah diskusi yang digelar di Kota Serang, Banten, Senin (17/11/2025).

Salim menjelaskan, isu moderasi beragama perlu dilihat dari perspektif kelompok minoritas. Selama ini, diskursus keberagaman kerap berfokus pada kelompok mayoritas, padahal pengalaman minoritas juga penting untuk diangkat.

"Tema ini sensitif. Kita ingin mendengar suara minoritas. Apakah kerukunan itu benar-benar dirasakan atau hanya berada di atas kertas?” kata Salim.

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Serang, KH Saifun Nawasi, menekankan bahwa keberagaman adalah kehendak Tuhan. Dia menyebut perbedaan suku, bahasa, dan warna kulit sebagai tanda kebesaran Allah yang harus disikapi dengan saling menghormati.

“Tidak ada manusia yang sama. Allah menciptakan manusia beragam. Maka tugas kita adalah memanusiakan manusia, apa pun agamanya,” tuturnya.

Kiai Saifun menyebut, kerukunan hanya dapat terwujud apabila setiap individu memahami pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan dalam kehidupan sehari-hari.

Terpopuler

Lihat Semua

Berita Terkini

Lihat Semua