Deteksi Hujan Lebat, Menurut BMKG Ini Penyebabnya

Deteksi Hujan Lebat, Menurut BMKG Ini Penyebabnya

Sumber: Pixabay (Iluatrasi Cuaca Ekstrim)

Suara Sahabat, Nasional – Dilansir dari Erakini.id Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sederet faktor yang membuat risiko cuaca ekstrem di Indonesia meningkat dalam beberapa hari terakhir. Hujan lebat bahkan sangat lebat tercatat mengguyur sejumlah wilayah hingga mencapai 50–150 mm per hari.

Sebagaimana laporan dari laman resmi BMKG, Jumat (14/11/2025), dalam tiga hari terakhir, curah hujan tinggi tercatat di berbagai wilayah, di antaranya: Majalengka: 128,3 mm/hari, Cirebon: 123,5 mm/hari, Tangerang Selatan: 99,3 mm/hari, Balikpapan: 83,4 mm/hari, Nabire: 78,5 mm/hari, Pangkal Pinang: 75,2 mm/hari, Yogyakarta: 63,6 mm/hari.

BMKG menjelaskan bahwa hujan ekstrem ini merupakan hasil dari rangkaian faktor atmosfer berskala global, regional, hingga lokal yang kini memengaruhi dinamika cuaca di Tanah Air.

Berikut ini faktor utama yang memicu cuaca ekstrem di Indonesia!

1. Sirkulasi Siklonik yang Masih Aktif

Sirkulasi siklonik terdeteksi di Samudera Hindia barat daya Sumatera, di selatan Jawa hingga Bali, serta di wilayah tenggara Filipina. Fenomena ini diperkirakan bertahan dalam beberapa hari ke depan dan mendukung terbentuknya awan-awan konvektif penghasil hujan lebat.

2. Aktivitas Gelombang Atmosfer Masih Menguat

Sejumlah gelombang atmosfer berskala besar turut meningkatkan instabilitas cuaca, seperti: Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial. Aktivitas ini terpantau aktif di sebagian besar Sumatra, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, hingga Maluku, sehingga menambah peluang terbentuknya cuaca ekstrem.

3. Udara Labil dan Kelembapan Tinggi

Dorongan udara kering dari belahan bumi utara dan selatan serta kelembapan udara yang tinggi membuat atmosfer semakin tidak stabil. Kombinasi ini memicu pertumbuhan awan-awan badai dan curah hujan berintensitas tinggi.

Dengan kondisi atmosfer yang demikian dinamis, cuaca ekstrem berpotensi memicu bencana seperti genangan, banjir, tanah longsor, gangguan transportasi darat, laut dan udara.

Atas adanya hal itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan saluran air, memastikan sistem drainase berfungsi baik, mengantisipasi potensi banjir di titik-titik rawan dan selalu memperbarui informasi cuaca resmi dari BMKG sebelum beraktivitas di luar rumah.

Terpopuler

Lihat Semua

Berita Terkini

Lihat Semua